
“Apakah mereka tidak memikirkan bahwa teman mereka
(Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah
seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan. Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan
langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah
dekatnya kebinasaan mereka.
Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?” (QS
: al A’raf : 184-185)
Pendahuluan
Dakwah memang memiliki banyak kendala dan rintangan baik
dahulu hingga saat ini. Tak jarang dari kendala-kendala yang ada membahayakan jiwa
juru dakwah. Lantaran apa yang ia dakwahkan bertentangan dengan adat istiadat
setempat, atau pemahaman yang salah dari mereka. Kendala itu juga yang dahulu
Nabi dan para sahabat hadapi pada saat menebarkan kalimat tauhid. Cacian,
celaan, dan hinaan kerap kali mereka dengar, bahkan ancaman untuk di
bunuh.
Sebab Turunnya Ayat
Mengenai sebab turunnya ayat ini al
Hasan dan Qatadah mengatakan : “Sesungguhnya Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam
berdiri pada suatu malam di bukit Shafa menyeru kaum Quraisy satu persatu ; Ya
bani fulan, ya bani fulan,. Mengingatkan mereka akan siksa Alloh, maka salah
seorang diantara mereka berkata : “Sesungguhnya temanmu Muhammad ini gila,
semalaman sampai pagi berbicara terus-menerus”, lantas Alloh Ta’ala menurunkan
ayat ini.
Ada juga yang mengatakan bahwa
pada saat turunnya wahyu kepada Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam, terjadi suatu
keadaan yang aneh pada diri beliau, yaitu raut mukanya berubah menjadi ke
kuning-kuningan, dan seolah-olah beliau tampak seperti orang yang pingsan. Maka
orang-orang yang bodoh diantara mereka lantas berkata : “Sesungguhnya dia
(Muhammad) adalah orang gila.”
Maka Alloh Ta’ala menjelaskan di
dalam ayat ini bahwa beliau bukanlah orang yang gila, dan beliau hanyalah
seorang pemberi peringatan lagi penjelasan dari Alloh Ta’ala.” (Tafsiru al
Lubab Ibnu ‘Adil 8/76 Maktabah Syamilah).
Penjelasan Ayat
“Apakah
mereka tidak memikirkan bahwa
teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila.”, maksud dari ayat ini adalah penduduk Makkah, ketika
Nabi menyeru mereka untuk menyembah Alloh mereka mendustakannya. Dengan ini
Alloh juga mengajak mereka untuk berfikir
dengan akal yang mereka miliki, mengenai keadaan Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa
Sallam yang mereka tuduh sebagai orang yang gila. Mereka menuduh Nabi
Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam dengan tuduhan keji semacam itu karena kesombongan
dan kedurhakaan mereka dari menerima syariat Islam. Tuduhan lain semacam ini
juga diabadikan oleh Alloh Ta’ala dalam firmanNya :
كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا
سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ
“Demikianlah
tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka,
melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang
gila." (QS : ad Dzariyat : 52)
Dan juga :
وَقَالُوا يَا أَيُّهَا الَّذِي نُزِّلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ إِنَّكَ
لَمَجْنُونٌ * لَوْ مَا تَأْتِينَا بِالْمَلَائِكَةِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
“Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al
Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila. Mengapa
kamu tidak mendatangkan malaikat kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang
yang benar?" (QS : al Hijr : 6-7)
Ternyata para Rasul terdahulu-pun di dustakan oleh
mereka, dan hal itu di adopsi oleh orang-orang kafir pada masa Nabi. Lihatlah
betapa besar kesombongan mereka, disamping menghina Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa
Sallam mereka juga menantang supaya beliau mendatangkan Malaikat kepada mereka.
Inilah bukti akan keangkuhan kaum kafir Quraisy terhadap dakwah Nabi Shalallohu
‘Alaihi wa Sallam.
Maka pada ayat ini pula Alloh menepis segala tuduhan
keji yang mereka lontarkan kepada Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam, bahkan Alloh
menegaskan bahwa beliau adalah seorang Rasul yang menyeru kepada kebenaran.
Kemudian pada firman Alloh : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan
langit dan bumi,.”, as
Samarqandi menjelaskan : “Yaitu di dalam penciptaan langit dan bumi {
“dan segala sesuatu yang diciptakan Allah” } di langit, berupa matahari, bulan, bintang, dan
segala apa yang telah Alloh ciptakan di bumi berupa gunung, laut, dan yang
lainnya tidakkah mereka anggap, dan tidakkah mereka mengimani bahwa yang telah
menciptakan segala apa yang mereka lihat adalah Rabb yang satu, yang tidak ada
sekutu bagiNya ?. Dan tidaklah mereka melihat {
“kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka” }, yaitu sungguh dekat kebinasaan mereka { “Maka
kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran ?” } maksudnya jika mereka tidak beriman dengan Al Qur’an
maka dengan perkataan yang manakah lagi mereka akan beriman,.? Hal ini di
sebabkan karena Al Qur’an adalah kitab terakhir yang di turunkan Alloh ke muka
bumi, dan tidak akan ada lagi kitab setelahnya yang akan turun.” (Bahrul
‘Ulum 2/169 Maktabah Syamilah)
Kendala-kendala tersebut ternyata juga kita jumpai
pada masa sekarang ini, meskipun tidak separah pada masa Nabi Shalallohu
‘Alaihi wa sallam. Dan tentunya kita sebagai seorang juru dakwah tidak boleh
berputus asa karena kendala tersebut, karena yang menjadi kewajiban kita
hanyalah menyampaikan, mengenai hidayah itu hanyalah milik Alloh Ta’ala. Inilah
yang Alloh ajarkan kepada kita, sebagaimana firmanNya :
وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ ۚ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا
فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
“Dan
katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang
yang ummi "Apakah
kamu (mau) masuk Islam.?"
Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan
jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat
Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS : Al Imran : 20)
Faedah
-
Keangkuhan kaum kafir Quraisy dan kerasnya sikap
mereka terhadap Nabi.
-
Seseorang tidak di katakan telah masuk Islam kecuali
setelah ia mengimani Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam dan segala apa yang
beliau datang dengannya.
-
Islam adalah agama yang realistis, senantiasa mengajak
pemeluknya untuk berfikir dengan akal yang mereka miliki untuk mengetahui
kebesaran Alloh.
-
Larangan dari berputus asa apabila dakwah kita belum
di terima, karena yang menjadi kewajiban hanyalah menyampaikan, adapun hidayah
maka itu hanyalah milik Alloh semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar