Oleh : Abu Ruqoyyah Setyo Susilo

“Telah menceritakan kepada kami Abdu Ibnu Humaid, telah
menceritakan kepada kami Abdurrozaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar,
dari Az Zuhri, dari ‘Atho bin Yazid Al Laitsi dari Abu Sa’id ia mengatakan
:Telah berkata seorang laki-laki kepada Nabi : “Siapakah manusia yang paling
utama wahai Rosulullohu,.?” Beliau menjawab : “Seorang Mukmin yang berjihad
dengan jiwa dan hartanya pada jalan Alloh.” Laki-laki itu menambahkan :
“Kemudian siapa,.?”Nabi menjawab : “Kemudian seorang laki-laki yang menyendiri
(memisahkan diri dari manusia lain) di suatu bukit, menyembah Rabb-nya dan
meninggalkan manusia karena keburukanya.”
Takhrij Hadits
Hadits
semakna dengan ini di keluarkan oleh Imam Ahmad (3/88/11856), Bukhari
(3/1026/2634), Imam Muslim (3/1503/1888), Tirmidzi (4/186/1660) dan beliau
mengatakan hadits ini shahih, Nasai (6/11/3105), Ibnu Majah (2/1316/3978), Ibnu
Hibban (10/459/4599).
Syarah
Hadits
Hadits ini
menjelaskan kepada kita mengenai siapakah manusia yang paling utama diantara
kita. Meskipun pada redaksi hadits yang lain kita dapatkan pula penjelasan
mengenai siapakah manusia yang paling utama, namun dengan keterangan yang
berbeda dari Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam. Sebagaimana contoh :
أفضل الناس
أحسنهم عملا إذا فقهوا فى دينهم
“,.manusia
yang paling utama adalah yang paling baik amalnya jika mereka termasuk orang
yang faqih terhadap agama,.” (HR :
Hakim, Thabarani, Baihaqi)
Pada ke dua hadits di
atas Nabi memberikan keterangan berbeda mengenai siapakan manusia yang paling
utama. Perbedaan keterangan ini bisa jadi di sebabkan perbedaan orang yang
bertanya atau lawan bicara, dikarenakan beliau menyesuaikan jawaban dengan
orang yang bertanya itu sendiri atau lawan bicara beliau. Masih banyak lagi
contoh-contoh hadits lain yang menunjukkan akan hal ini.
Berkaitan dengan
penjelasan hadits dia atas, beliau mengatakan bahwa manusia yang paling utama
adalah seorang Mukmin yang berjihad dengan jiwa dan hartanya di jalan Alloh. Apabila kita perhatikan maka keterangan beliau
ini selaras dengan firman Alloh Ta’ala :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ
وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, maukah kalian aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kalian beriman kepada Allah
dan Rasul Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang
lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS
: As Shaf : 10-11)
Seorang
Mukmin yang menegakkan kewajiban-kewajiban yang Alloh Ta’ala bebankan atas
dirinya, kemudian berjihad di jalan Alloh dengan harta dan jiwanya, inilah yang
di maksud. Bukan sekedar seseorang yang bersemangat melakukan jihad akan tetapi
ia menelantarkan kewajiban-kewajiban yang di bebankan oleh Alloh atasnya.
Di katakan oleh Nabi
termasuk manusia yang paling utama maka tentunya akan mendapatkan ganjaran di
sisi Alloh Ta’ala nantinya, jiwa-jiwa mereka di beli oleh Alloh Ta’ala karena
keimanan dan keikhlasan mereka di dalam berjihad di jalan Alloh dengan harta
dan jiwa. Alloh berfirman :
إِنَّ اللَّهَ
اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ
يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً
فِي التَّوْرَاةِ وَالْأِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ
فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS
: At Taubah : 111)
Perhatikanlah
betapa besar pahala orang yang paling utama diantara manusia lainnya, yaitu
orang Mukmin yang berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Alloh Ta’ala.
Kemudian manusia paling
utama yang kedua di katakan oleh Nabi, yaitu “seorang
laki-laki yang menyendiri (memisahkan diri dari manusia lain) di suatu bukit,
menyembah Rabb-nya dan meninggalkan manusia dan keburukanya.”. yaitu seseorang memisahkan diri dari masyarakat dalam
rangka menjaga agama dan akhlaknya, juga menghindarkan dirinya dari fitnah.
Kita ketahui di tengah
badai fitnah yang melanda manusia pada zaman ini amat sulit bagi kita untuk
menghindarinya. Dibutuhkan kegigihan dan keteguhan hati agar jiwa ini tidak
tidak terseret olehnya. Betapa tidak,.? Lihatlah sekeliling kita saat ini,
penuh dengan fitnah yang menggoda kita agar masuk ke dalamnya. Oleh karenanya
syariat membolehkan kita ber ‘uzlah atau mengasingkan diri dari
masyarakat karena khawatir akan agama dan akhlak kita. Dan Nabi mengabarkan
bahwa orang yang melakukannya benar-benar ikhlas dalam rangka menjaga agama dan
akhlaknya dari masyarakat yang rusak maka itulah manusia terbaik yang ke dua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar