Selasa, 07 Agustus 2012

Lailatul Qadar Itu Nyata Adanya, Jangan Kau Dustakan,..!!

Terhenyak dan kaget, itulah yang saya rasakan tatkala mendengar perkataan salah seorang ikhwah yang merupakan mantan anggota salah satu Majelis Tafsir yang tak asing lagi namanya saat ini dan cukup masyhur. Ikhwah tersebut bercerita kepada saya mengenai aqidah yang di sampaikan salah seorang Ustadz kelompok pengajian tersebut berkaitan dengan masalah Lailatul Qadar. Sang Ustadz mengatakan bahwa Malam Lailatul Qadar itu hanyalah terjadi sekali yaitu pada waktu Al Qur’an di turunkan, adapun sekarang tidak terjadi lagi. Sang Ustadz mengqiyaskan dengan kejadian kemerdekaan bangsa kita yaitu tanggal 17 Agustus 1945, maka Lailatul Qadar kurang lebihnya sama seperti itu. Benarkah pengqiyasan tersebut,..??! Saya coba paparkan permasalahan ini sebagaimana di bawah,.semoga Alloh mudahkan.


Malam Dimana Al Qur’an Di Turunkan

Begitu mulianya malam itu sehingga Alloh memujinya, inilah malam di mana Al Qur’an sebagai petunjuk umat manusia di turunkan. Alloh berfirman :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan.” (QS : Al Qadr : 1)

Malam ini pula yang di maksudkan Alloh pada firman-Nya yang lain :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS : Ad Dukhaan : 3)

Inilah malam di mana Al Qur’an di turunkan secara keseluruhan dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia untuk kemudian di turunkan kepada Nabi Shalallohu ‘alaihi wa Sallam secara berangsur-angsur. Ibnu Abbas mengatakan :

قال ابن عباس وغيره: أنزل الله القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى بيت العِزّة من السماء الدنيا، ثم نزل مفصلا بحسب الوقائع في ثلاث وعشرين سنة على رسول الله صلى الله عليه وسلم

“Alloh menurunkan Al Qur’an secara menyeluruh dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia, kemudian Al Qur’an turun secara berkala berdasarkan kejadian-kejadian (yang terjadi di muka bumi) dalam tempo dua puluh tiga (23) tahun kepada Rasululloh Shalallohu ‘alaihi wa Sallam.” [Tafsir Ibnu Katsir 8/441 Maktabah Syamilah]

Hal pertama yang harus kita garis bawahi bahwa malam itu benar adanya, hal ini berdasarkan dalil qath’i dalam Al Qur’an sebagaimana di atas.

Keutamaan Lailatul Qadar

Kemudian Alloh menerangkan mengenai malam itu :

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلاَمٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS : Al Qadar : 1-5)

Inilah malam yang dikatakan oleh Alloh lebih baik dari pada seribu bulan, yaitu beramal di malam itu lebih baik daripada beramal di malam yang lain selama seribu bulan. Malaikat-malaikat pun turun bersamaan dengan turunnya barakah dan rahmat pada malam itu. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/448 Maktabah Syamilah] Bahkan keberkahanya hingga terbit fajar (subuh). Oleh karenanya Rasululloh Shalallohu ‘alaihi wa Sallam menganjurkan kepada kita agar berusaha menghidupkan malam tersebut dengan ibadah. Beliau bersabda :

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan ibadah karena keimanan dan mengharap pahala dari Alloh diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu,.” (HR : Bukhari)

Pada malam itu pula di jelaskan segala urusan penuh hikmah, sebagaimana firman-Nya :

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,.” (QS : Ad Dukhaan : 4)

Ibnu Abbas menjelaskan ayat di atas ; “Dituliskan dari Ummul Kitab (Lauhul Mahfudz) yang telah di tetapkan (yang akan terjadi) dalam satu tahun, mulai dari kebaikan, keburukan, rizki dan kematian.” [Ma’alimu at Tanzil Al Baghawi 7/227 Dar Thayyibah Li an Nasyr wa at Tauzi’]

Hal kedua yang harus kita garis bawahi adalah bahwa malam itu merupakan malam yang penuh kemuliaan dan keutamaan, sehingga hendaknya setiap Mukmin dapat menghidupkan malam itu dengan beribadah kepada Alloh.

Apakah Lailatul Qadar Hanya Terjadi Sekali Pada Waktu Al Qur’an Di Turunkan,.??

Memang terjadi perbedaan di kalangan ulama mengenai hal ini, namun yang cukup di sayangkan dari pernyataan sang Ustadz adalah pengqiyasan yang tidak pada tempatnya. Malam yang penuh barakah dan kemuliaan bahkan lebih baik dari pada seribu bulan di qiyaskan hanya dengan kemerdekaan RI yaitu tanggal 17 Agustus 1945,.?!

Entah ulama mana yang beliau teladani sehingga mengqiyaskan sebuah permasalahan syariat dengan kemerdekaan sebuah bangsa. Padahal kita ketahui bersama terdapat syarat-syarat dan rukun-rukun di dalam qiyas.

Ibnul Jauzi berkata mengenai hal ini :

واختلف العلماء هل ليلة القدر باقية ، أم كانت في زمن النبي صلى الله عليه وسلم خاصة؟ والصحيح بقاؤها

“Ulama berbeda pendapat mengenai apakah Lailatul Qadar itu senantiasa ada  ataukah hanya terjadi pada masa Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam saja,.? Yang benar adalah bahwa Lailatul Qadar itu senantiasa ada.” [Zaadul Masiir Ibnul Jauzi 6/177 Makabah Syamilah]

Pendapat itu pula lah yang di pilih oleh Jumhur Ulama sebagaimana di katakan oleh Fakhru ar Raazi di dalam Mafatiihul Ghaib. Pendapat ini pula yang sejalan dengan dalil-dalil dari hadits Nabi Shalallohu ‘alaihi wa Sallam, diantaranya perintah beliau unuk mencari malam Lailatul Qadar dan perbuatan beliau yang senantiasa bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sabda beliau :

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR : Bukhari)

Pada hadits ini tidak kita dapati keterangan yang membatasi bahwa Lailatul Qadar hanya terjadi pada masa Nabi, dan apabila kejadian itu hanya sekali maka tidaklah mungkin Nabi Shalallohu ‘alaihi wa Sallam memberikan tanda-tanda mengenai datangnya Lailatul Qadar, karena tanda itu di dapati ketika beliau menjumpainya. Dan itu artinya ketika ada salah seorang sahabat bertanya mengenai tandanya dan beliau memberikan tandanya, sementara di sisi lain beliau juga menganjurkan untuk mencari malam Lailatul Qadar tersebut maka hal itu menunjukkan bahwa kejadian itu akan berulang. Kita perhatikan perkataan Ubay bin Ka’ab :

هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا

“Malam itu (Lailatul Qadar) merupakan malam yang Rasululloh Shalallohu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan kami untuk menegakkanya (dengan ibadah), malam iu merupakan malam yang ke dua puluh tujuh, yang matahari terbit di pagi harinya tampak putih tanpa cahaya yang menyinari.” (HR : Muslim)

Maka kita dapatkan kesimpulan dari perbedaan pendapat seputar permasalahan ini yang lebih tepat adalah bahwa Lailatul Qadar senantiasa ada, dan hendaknya kita bersungguh-sungguh untuk meraih kemuliaannya dan mendapatkanya pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana Nabi sendiri melakukannya. ‘Aisyah mengabarkan :

كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Nabi Shalallohu ‘Alaihi wa Sallam apabila memasuki sepuluh hari terakhir (dari bulan Ramadhan) beliau mengencangkan ikatan kainnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR : Bukhari & Muslim)

Alloh Ta’ala A’lam,.

1 komentar:

  1. gan,

    tolong diberikan nama dari ulama yang mengatakan hal tersebut? di sini bukan maksud kita untuk menggunjingnya tapi untuk menyebarkan kepada umat bahwa ucapan ulama tersebut salah.

    karena pada jaman dulu pun diperkenankan untuk menyebutkan nama dalam menunjukkan apakah ia perawi yang tsiqoh atau tidak.

    BalasHapus

 

ABU RUQOYYAH Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template | Supported by denkhoir