Oleh : Abu Ruqoyyah Setyo Susilo

Itu merupakan salah
satu penggalan kalimat yang di tuliskan oleh salah seorang ulama, yaitu Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kutaib beliau yang berjudul Al Qowaid
Al Arba’. Meskipun tidak terlalu panjang apa yang beliau uraikan di buku
tersebut akan tetapi sangat sarat dengan faedah. Pada pembahasan kali ini akan
coba kita kupas lebih mendalam mengenai ucapan beliau diatas, khususnya penjelasan
beliau mengenai bahwasanya orang-orang musyrik pada zaman ini lebih lebih parah
dalam hal kesyirikannya dari pada orang-orang terdahulu.
Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahhab merupakan salah seorang ulama yang sangat gigih di dalam
memperjuangkan kalimat tauhid. Di karenakan kegigihan beliau itulah banyak
orang-orang musyrik membenci dakwah beliau. Demikian pula di dalam buku ini (Al
Qowaid Al Arba’), di dalamya beliau paparkan kaidah-kaidah agar kita lebih
mudah di dalam memahami tauhid.
Ada alasan kuat mengapa
beliau berpendapat demikian, sebagaimana kalimat yang beliau ucapkan diatas, di
dalam keteranganya beliau mengatakan :
لأنّ الأوّلين
يُشركون في الرخاء ويُخلصون في الشدّة، ومشركوا زماننا شركهم دائم؛ في الرخاء والشدّة
“,.dikarenakan orang-orang pada masa lalu, mereka (hanya)
berbuat syirik kepada Alloh di dalam keadaan lapang, (sedangkan) dalam
keadaan sempit (ketika mereka membutuhkan pertolongan Alloh) mereka kembali
mentauhidkan Alloh. Adapun manusia pada zaman ini, mereka senantiasa berbuat
syirik di dalam semua keadaan, baik keadaan lapang maupun sempit.” (Al
Qowaid Al Arba’, 3 Maktabah Syamilah)
Ada dua poin yang perlu
kita garis bawahi dari ucapan beliau diatas, yaitu :
- Orang-orang pada masa lalu mereka berbuat syirik kepada Alloh ketika keadaan mereka lapang, atau dengan kata lain ketika banyak mendapatkan kenikmatan dari Alloh dalam hidupnya.
Hal
seperti itu membuat mereka lalai dan lupa kepada Alloh Ta’ala. Mereka lupa
bahwa Alloh-lah yang telah memberikan kenikmatan atau kelapangan tersebut
kepada dirinya sehingga ia mempersekutukan Alloh atau berbuat syirik kepada
Alloh Ta’ala. Namun ketika Alloh menguji mereka dengan kesempitan dan
kesusahan, maka mereka kembali mengingat Alloh Ta’ala dan mentauhidkan-Nya. Hal
ini bisa kita buktikan sebagaimana yang telah Alloh Ta’ala firmankan :
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ
لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
“Maka
apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba
mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)”. (QS
: Al Ankabut : 65)
Al Baghawi mengatakan : “(firman Alloh Ta’ala) [Maka
apabila mereka naik kapal]
mereka takut akan tenggelam lantas [mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya] dan mereka meninggalkan patung-patung sesembahan
mereka, namun [tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba
mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)], ini merupakan bukti atas
kedurhakaan mereka. Dan bahwasannya ketika dalam keadaan sempit, mereka
meyakini bahwa yang mampu menghilangkan kesempitan itu hanyalah Alloh Ta’ala
saja, namun apabila kesempitan itu telah hilang mereka kembali kepada kekufuran
mereka.” [Ma’alimu At Tanzil, Al Baghawi, muhaqqiq Muhammad bin
Abdullah-‘Utsman- & Sulaiman Muslim, 6/255 Maktabah Syamilah]
Ayat
di atas juga senada dengan firman Alloh yang lain :
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ
إِلَّا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ
كَفُورًا
“Dan
apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru
kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling.
Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.” (QS
: Al Israa : 62)
Maka dapat kita simpulkan bahwa orang-orang dahulu, meskipun
berbuat syirik akan tetapi ketika mereka menjumpai kesulitan mereka kembali
mengingat Alloh, dan berdoa kepada Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
agar kesulitan itu di hilangkan.
- Manusia pada zaman ini, entah itu dalam keadaan lapang maupun sempit, kebanyakan mereka berbuat syirik kepada Alloh Ta’ala.
Kita dapatkan keadaan berbeda pada zaman ini, jika orang-orang
terdahulu mereka lalai kepada Alloh ketika mendapatkan ujian berupa kenikmatan
atau kelapangan, namun begitu kesempitan atau kesulitan menghampiri mereka,
mereka lalu meminta pertolongan Alloh Ta’ala
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Tetapi manusia pada zaman ini
kebanyakan mereka kufur kepada Alloh, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Ketika mereka di uji oleh Alloh dengan kelapangan dan kenikmatan mereka lalai,
bahkan ketika dalam keadaan terjepit-pun mereka meminta kepada selain Alloh.
Itulah dua
hal yang dapat kita garis bawahi dari kalimat beliau mengenai alasan pernyataan
beliau bahwa orang-orang musyrik pada masa ini lebih parah (dalam
hal berbuat kesyirikan) dari pada orang-orang musyrik orang-orang pada masa lalu.
Ada cukup
banyak bukti dari pernyataan diatas Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab apabila
kita mau mengkaji dan melihat sekeliling kita. Banyak orang-orang pada zaman
ini yang masih mempercayai ramalan masa depan yang sebenarnya hanya di
ketahui oleh Alloh Ta’ala. Begitu juga kekuatan lain selain Alloh Ta’ala yang
mampu memberikan rizki yang lebih atau mampu mendatangkan kekayaan. Jika
seseorang mempercayai adanya makhluk yang mampu mengetahui masa depan seseorang
selain dari pada Alloh Ta’ala maka ia telah berbuat kufur kepada Alloh.
Demikian pula jika seseorang meyakini bahwa ada dzat lain selain dari pada
Alloh mampu mendatangkan rizki dan melapangkan rizki maka ia juga telah kufur
kepada Alloh.
Di tambah
lagi kita lihat saat ini banyak kemudahan fasilitas yang menjadikan kesyirikan dan
kekufuran itu menyebar luas di tengah-tengah masyarakat, seperti media masa,
Televisi, Radio, internet, dan lain sebagainya. Maka kita dapatkan banyak
sekali di Koran-koran atau majalah, Televisi dan Radio iklan yang menjajakan
kesyirikan tersebut. Mereka menawarkan jasa ramalan, sampai benda-benda yang
dianggap bertuah dan bisa mendatangkan rizki selain dari pada Alloh Ta’ala.
Kemudian sarana
lain yang bisa pula menjadi wasilah menuju pintu kesyirikan adalah HP atau yang
biasa di sebut Hand Phone, yang saat ini hampir bisa di katakan semua
orang memilikinya. Selain manfaatnya yang besar ternyata Hand Phone juga
bisa menjadi wasilah kesyirikan. Banyak kita lihat iklan di media elektronik
atau Televisi yang menawarkan jasa ramalan lewat benda yang satu ini. Misalkan
kita dapatkan iklan yang bunyinya : REG [spasi] RAMAL kirim ke (….). Hal ini
pun bisa menjadi wasilah menuju pintu kesyirikan.
Tampaknya
kesemua hal di atas sudah di jadikan sebagai lahan bisnis yang menggiurkan oleh
sebagian orang, dan sayangnya banyak sekali manusia pada zaman ini tidak
mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan tersebut dapat menjerumuskan ia ke dalam
lembah kesyirikan. Na’udzubillah min dzalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar