Selasa, 07 Agustus 2012

Perhatikan Adab Ini Sewaktu Engkau Berpuasa,...!!

Ramadhan merupakan bulan yang khusus, Alloh mengkhususkannya diantara bulan-bulan lain. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk menemuinya. Maka kesempaan yang sudah di depan mata kita ini hendaknya tidak kita sia-siakan, karena belum tentu pada tahun depan kita di izinkan oleh Alloh untuk kembali bertemu dengannya. Pada bulan ini kita di tempa secara rohani dengan berpuasa pada siang harinya dan mengerjakan sunnah tarawih di malam harinya. Itu semua agar kita menjadi orang yang mendapatkan predikat “Takwa” setelah keluar dari bulan tersebut. Tentu saja bukan hal yang mudah kita mendapatkannya.
Puasa yang kita lakukan pada bulan ini akan dapat sempurna apabila kita memperhatikan dan menegakkan adab-adabnya. Ketahuilah bahwa ibadah puasa memiliki adab-adab yang banyak. Dan adab-adab itu terbagi menjadi dua macam, pertama adab yang sifatnya wajib, dan kedua adab yang sifatnya mustahab.


Yang termasuk adab wajib adalah orang yang berpuasa hendaknya menjalankan semua yang telah di wajibkan oleh Alloh kepadanya, berupa ibadah yang bersifat quiliyah maupun fi’liyah. Dan yang paling penting dari adab wajib itu adalah menjaga shalat lima waktu yang hal itu merupakan rukun Islam setelah syahadat. Maka kita wajib menjaganya, dengan mengerjakanya tepat pada waktunya dan berjamaah di masjid. Karena sesungguhnya yang demikian itu merupakan ketakwaan yang oleh karenanya disyariatkan puasa dan di wajibkan kepada umat ini. Menyia-nyiakan shalat merupakan perbuatan yang dapat menghilangkan ketakwaan dan mendatangkan adzab. Alloh berfirman :

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا * إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui “Ghay” (Salah satu lembah dalam Neraka). Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.” (QS : Maryam : 59-60)

Amat di sayangkan sebagian kaum muslimin yang berpuasa meremehkan perkara shalat jamaah, padahal hal itu adalah sebuah kewajiban. Coba kita lihat firman Alloh pada sebagaimana ayat di bawah :

Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka'at) , maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, shalatlah mereka denganmu. (QS : An Nisaa : 102)

Alloh Ta’ala pada ayat di atas memerintahkan agar mengerjakan shalat berjamaah, meskipun dalam keadaan peperangan, maka tentunya dalam keadaan aman dan memungkinkan sebagaimana di Negara kita lebih wajib lagi mengerjakanya secara berjamaah di masjid. Begitu pula sebuah hadits yang bersumber dari Abu Hurairah -semoga Alloh meridhai beliau- :

أنَّ رجُلاً أعْمَى قال: يا رسولَ الله ليس لي قائدٌ يقودنُي إلى المسجدِ. فرخَّصَ له. فلمَّا ولَّى دعاه وقال هلْ تسمعُ النِّداء بالصلاةِ؟ قال نَعَمْ قال فأَجِبْ

“Bahwasanya ada seorang lelaki buta, ia berkata : “Wahai Rasulullah, tidak ada bagi saya orang yang membimbing untuk pergi ke masjid.” Kemudian Rasulullah memberikan rukshah kepadanya. Namun ketika ia berpaling Rasulullah memanggil dan berkata kepadanya : “Apakah engkau mendengar panggilan shalat (adzan),.? Ia berkata “Ya”. Lalu Rasulullah mengatakan : “Maka wajib bagimu.” (HR : Muslim)

Mari kita renungkan pembaca sekalian, betapa Nabi Shalallohu ‘alaihi wa Sallam sangat tegas dalam masalah ini, bahkan kepada orang buta yang sekalipun. Lantas bagaimana dengan kita yang memiliki penglihatan sempurna dan fisik yang kuat,.?!

Maka meninggalkan shalat berjamaah karena sikap meremehkannya berarti orang tersebut telah mengharamkan dirinya dari kebaikan yang berlipat ganda. Ini karena shalat berjamaah sebagaimana hadits shahih dari Ibnu Umar -semoga Alloh meridhai keduanya-  bahwasanya Nabi Shalallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

صلاةُ الجماعة تفضل على صلاةِ الْفذِّ بسبْعٍ وعشرين درجةً

“Shalat berjamaah itu pahalanya lebih banyak daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh (27) derajat.” (HR : Bukhari & Muslim)

Yang termasuk adab yang wajib adalah menjauhi semua perkara-perkara yang di haramkan oleh Alloh baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Kemudian yang termasuk adab yang mustahab diantaranya adalah makan sahur. Hal sebagaimana ini di perintahkan oleh Nabi kita Shalallohu ‘alaihi wa Sallam :

تَسحَّروا فإن في السحورِ بركةً

“Makan sahurlah kalian, karena di dalam makan sahur itu terdapat barokah.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Dan di dalam Shahih Muslim dari Amru bin ‘Ash bahwasannya Nabi Shalallohu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

فَصْلُ ما بَيْنَ صيامِنَا وصيامِ أهلِ الكتاِب أكْلةُ السَّحَر

“Perbedaan antara puasa kita dengan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur.”

Maka seyogyanya kita upayakan untuk makan sahur, disamping agar kita mendapatkan nutrisi yang cukup selama berpuasa pada siang harinya hal itu merupakan adab yang hendaknya kita meneladaninya. Bahkan di dalam hadits yang lain nabi mengungkapkan :

السُّحُور كله بركةٌ

“Makan sahur itu keseluruhanya barakah,..” (HR : Ahmad, Al Mundziri mengatakan sanadnya kuat)

Yang termasuk adab mustahab yang lain adalah menyegerakan berbuka. Dari Sahl bin Sa’ad -semoga Alloh meridhai beliau- Nabi Shalallohu ‘alaihi waSallam bersabda :

لا يَزالُ الناسُ بخيْرٍ ما عَجَّلُوا الفِطْرَ

“Manusia itu senantiasa dalam kebaikan apabila menyegerakan berbuka.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Dan yang di contohkan oleh Nabi kita Shalallohu ‘alaihi wa Sallam beliau sebelum shalat maka berbuka dahulu dengan Rutab (kurma basah).

Yang termasuk adab mustahab yang lain adalah memperbanyak membaca Al Qur’an, berdzikir, berdoa, shalat dan bershadaqah. Terdapat riwayat dari Nabi bahwasanya beliau bersabda :

ثلاثة لا ترد دعوتُهم: الصائمُ حتى يُفْطِر، والإِمامُ العادلُ، ودعوةُ المظلومِ يرْفَعُها الله فوقَ الغمامِ وتُفتَحُ لها أبوابُ السماء ويقولُ الرَّبُّ: وعِزَّتِي وجَلالِي لأنصُرنَّكِ ولو بَعدَ حينٍ

“Tiga kelompok yang tidak akan ditolak doanya : Yaitu orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang teraniaya. Allah menyibak awan dan membuka pintu-pintu langit seraya berfirman: “Demi kemulian-Ku dan keagungan-Ku, pasti Aku tolong kamu, walau setelah beberapa waktu.” (HR : Ahmad & Turmudzi)

[Faedah kitab Majalisu Syahri Ramadhan karya Syaikh al Utsaimin bab Adabu as Shiyami al Wajibah & Adabu as Shiyami al Mustahabbah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

ABU RUQOYYAH Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template | Supported by denkhoir