Poin
utama ketiga atau yang terakhir merupakan pembatal tauhid adalah Nifaq Akbar.
Adapun nifaq secara bahasa pengertiannya adalah : “menyembunyikan
sesuatu dan menyamarkannya.”
Secara
istilah adalah : seseorang menunjukkan keimanannya terhadap Alloh, malaikatNya,
kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari akhir akan tetapi bersamaan dengan itu
dia menyembunyikan perbuatan-perbuatan yang bisa membatalkan keimanan tersebut,
sebagian atau seluruhnya.
Nifaq
Akbar ini bisa terjadi jika seseorang mengaku serta menampakkan bahwasannya dia
seorang Muslim, dan boleh jadi dia pun beramal di hadapan mereka dengan ibadah berupa
shalat, puasa, haji, dan lain sebagainya akan tetapi hatinya tidak mengimani ke
Esaan Alloh, sifat Rububiyah atau pun UluhiyahNya, wal ‘iyadzu billah. Atau
dia tidak beriman terhadap risalah Nabi Muhamad serta membencinya, tidak
beriman terhadap kitab-kitab Alloh, adzab kubur, ataupun hari kebangkitan. Atau
dia meyakini bahwa agama Nasrani dan Yahudi atau pun selain keduanya benar atau
lebih baik dari pada agama Islam, atau meyakini bahwa agama Islam adalah agama
yang tidak sempurna, tidak cocok di terapkan di zaman ini ataupun yang lainnya.
Kesemua hal tersebut bisa mengakibatkan pelakunya terjatuh dalam nifaq akbar.
Mengenai
hukum nifaq akbar sama dengan hukum syirik akbar atau kufur akbar, yaitu kafir
dengan kekafiran yang mengeluarkan pelakunya dari agama. Ini di karenakan pada
dasarnya orang-orang munafiq yang kemunafikanya sampai pada taraf nifaq akbar
hakikatnya adalah orang-orang kafir, bahkan termasuk orang-orang kafir yang
paling buruk keadaannya. Mengapa demikian ? dikarenakan selain mereka kufur,
mereka menghiasi kekufurannya dengan kebohongan dan tipu muslihat. Mereka juga
lebih berbahaya dari pada orang kafir biasa, karena mereka menyusup di
tengah-tengah kaum Muslimin, berpenampilan layaknya seorang Muslim, mengaku
sebagai bagian kaum Muslimin, akan tetapi hati
mereka hakikatnya mendustakan Islam, membencinya
bahkan memeranginya. Oleh sebab itulah Alloh memberikan ancaman siksa yang
pedih dengan meletakkan mereka di bagian paling bawah Neraka, sebagaimana
firmanNya :
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang
paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka.” (QS : an Nisaa :145)
Berikut ini akan kami berikan beberapa contoh perbuatan-perbuatan orang
munafik yang menunjukkan kekufuran mereka. Perbuatan-perbuatan ini sebagaimana
yang Alloh jelaskan di dalam surat at Taubah dan surat-surat lainnya yang di dalamnya Alloh Ta’ala menyingkapkan kejelekan orang-orang
munafiq dengan menjelaskan amalan-amalan kufur mereka. Diantara amalan tersebut
adalah :
- Mencemooh Alloh, Nabi, dan Alqur’an.
Alloh berfirman :
“Dan
jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau
dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah,
ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta
maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan
kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain)
disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (QS
: at Taubah 55-56)
Itulah
diantara kebiasaan mereka, yakni mencemooh atau berolok-olok dengan Alloh,
Nabi, maupun Al Qur’an. Contoh nyata perbuatan ini ialah seseorang mengatakan
orang yang memakai celana di atas mata kaki ‘kebanjiran’, atau orang yang
memanjangkan jenggotnya semisal ‘kambing’,.na’idzubillah. Padahal kedua
hal itu merupakan bagian dari syariat yang telah Alloh tetapkan melalui lisan
Nabi kita Muhammad. Ini merupakan istihza’ (cemoohan atau olok-olok)
yang bisa membawa pada kekufuran.
- Berhukum
dengan hukum buatan orang kafir, dan bersemangat di dalam menerapkan hukum
tersebut dari pada hukum Alloh. Alloh berfirman :
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang
yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan
kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhukum kepada
thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan
syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.”
(QS : an Nisaa : 60)
- Memberikan pertolongan kepada orang-orang kafir di dalam memerangi kaum Muslimin. Ini karena pada dasarnya orang munafik adalah orang kafir, maka tentu mereka akan menolong saudaranya yakni orang kafir dalam memerangi kaum Muslimin. Ini sebagaimana di firmankan Alloh di dalam surat al Maidah ayat 51-52.
- Merasa senang apabila kaum Muslimin di timpa kekalahan atau keburukan dan merasa sedih apabila kaum Muslimin mendapatkan kebaikan. Ini bisa kita lihat di dalam firman Alloh dalam surat Al ‘Imran ayat 119-120.
- Mencela
ulama dan orang-orang Mukmin karena kebencian mereka. Alloh berfirman :
“Apabila
dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain
telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya
merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.” (QS
: al Baqarah : 13)
Dan juga :
“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang
yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela
dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain
sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah
akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.” (QS
: at Taubah : 79)
Selain itu Alloh
Ta’ala juga menyebutkan ciri-ciri mereka di dalam Al Qur’an, diantaranya :
- Sedikitnya
ketaatan, serta merasa berat dan malas di dalam menjalankan ibadah-ibadah yang
sifatnya wajib. Sebagaimana firman Alloh di surat an Nisaa ayat 142.
- Takut,
cemas dan gelisah. Sifat inilah yang membuat mereka
menyembunyikan kekufuranya dan menampakkan keislaman. Ini disebabkan mereka
takut ancaman hukumannya yaitu halalnya darah dan harta mereka. Alloh berfirman
dalam surat at Taubah ayat 56-57 mengenai hal ini.
-
Bodoh
dan lemah akalnya, ini sebagaimana di sebutkan oleh
Alloh pada surat al Baqarah ayat 13.
- Tidak
punya pendirian dan berubah-ubah, layaknya
bunglon yang berubah warna kulitnya tergantung panas matahari, atau domba buta
yang berada diantara dua domba lainnya, dia akan bingung domba mana yang akan
dia ikuti. Seperti inilah perumpamaan dari orang munafiq. Alloh Ta’ala berfirman :
“Dan
bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan:
"Kami telah beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan
mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu,
kami hanyalah berolok-olok."
(QS : al Baqarah : 14)
Alloh juga berfirman :
“Mereka
dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk
kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu
(orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk
memberi petunjuk) baginya.” (QS
: an Nisaa : 143)
-
Sedikitnya rasa malu dan lancang mulutnya. Bisa kita lihat dalam firman Alloh Ta’ala pada surat
al Ahzab ayat 18-19.
Semoga Alloh Ta’ala menjauhkan diri kita dari
sifat-sifat sebagaimana di atas.
Wallohu A’lam.
(Merujuk pada Kitab Tahdzibu Tashilil
Aqidatil Islamiyah Syaikh Muhammad bin Abdulloh al Jibrin, Fahrusah
Maktabah al-Malik Fahd al-Wataniyah cetakan pertama 1425 H dengan beberapa
tambahan dari penulis)
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
BalasHapusKetika Rasulullah memulai dakwah, beliau tidaklah memulai dengan menegakkan khilafah, namun beliau memulainya dengan menegakkan kalimat Tauhid. Dan inilah poros dakwah para Nabi, termasuk seluruh Nabi dan Rasul yang di utus sebelum beliau.
Hapusbener gan,
Hapuskuat dahulu TAUHID dan AKIDAH baru buat khilafah, sedangkan mereka yang selalu menginginkan khilfah selalu berfaham haraqoh.